Senin, 17 Januari 2011

Ke mana Arahmu?

Suatu ketika, Ibu Hj. AH, bertanya kepadaku. "Ke mana arah tujuan hidupmu sebetulnya, Pak?"

Petanyaan yang cukup pendek. Namun, tidak mampu langsung kujawab. Tujuanku? Arah hidupku? Keluargaku, juga kan? Refleks, kujawab ,"Ingin jadi guru yang baik."

Benarkah?


Dua hari berikutnya, kembali kami ngobrol putar-putar. Ya, seputar hidup dan kehidupan. Tentang apa, mengapa, bagaimana seharusnya . . . dan seterusnya.

Tentang jawabanku itu, Beliau menggarisbawahi. "Tidak cukup seorang "W" 'hanya' menjawab seperti itu. Beliau menandaskan, seorang laki-laki, penting memiliki 'karier' - 'menjadi pemimpin'.
Di 'sebanyak-banyaknya lini'. Karena komunitas yang bagus, negara yang bagus, organisasi yang bagus, memang harus dipimpin juga oleh 'orang-orang yang baik.'

Jujur, saya tidak terlalu 'ngeh' arah pembicaraan-pertanyaan beliau. Yang pasti, saya - diri ini, sulit untuk 'berkeinginan' apalagi 'melangkah' ke arah itu. Menjadi guru yang baik saja - menjadi kepala keluarga yang baik saja, sering saya rasakan betapa beratnya. Rasanya, tugas yang saat ini kuemban saja masih jauh dari yang diharapkan banyak orang. Apalagi , kalau harus berpikir - melangkah 'memimpin' yang lebih dari sekarang. Wallaahu a'lam.