Senin, 30 Agustus 2010

Koordinasi Tim Promosi Sekolah SMP N 3 Kebumen

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala SMP N 3 Kebumen No. 800/175a tertanggal 3 Mei 2010, terbentuklah Tim Promosi Sekolah (TPA) SMPN 3 Kebumen Periode TP 2010/2011 s.d. TP 2011/2012. Tim ini bertugas untuk mempromosikan SMP N 3 Kebumen di setiap lini. Sebagai ketua tim, melekat sebagai Penanggung jawab Program RSBI SMP Negeri 3 Kebumen - Drs. H. Bambang Widadi. TPS ini menitikberatkan pada kinerja berbasis Web. Kerja Tim, bersandar pada SIM (Sistem Informasi Manajemen) Sekolah dengan tugas pokok dan fungsi seperti yang tertuang dalam lampiran surat keputusan Kepala Sekolah di atas.

Secara lengkap, TPA terdiri dari 19 (sembilan belas) orang: Penanggung jawab (Kepala Sekolah-Drs. H. Robani Mb., M.Pd.), Koordinator/Informasi ISO (Wakil Kepala Sekolah-Rochmat), Ketua /Informasi Humas - RSBI(Penjab RSBI - Urusan Humas, Drs. H. Bambang Widadi), Sekretaris 1 /Editor (Urusan Kurikulum - Wahyudi), Sekretaris 2 /Informasi Sarpras(Urusan Sarpras - Suwarno Putro, S.Pd.), Bendahara 1/Pengembangan Usaha (Guru - Siti Sunarni, S.Pd. Bio), Bendahara 2/Informasi Keuangan (Staf TU - Suhartati), anggota (Urusan Kesiswaan / Informasi Kesiswaan - Purwono Setyo Budi, S.Pd., Guru : Dra. Atika Hanung/Informasi Alumni, Sugesti, BA / Informasi Bimbingan, Tri Winarti, S.Pd. Bio./Pengembangan Usaha, Hary Susasto, S.Kom., Koord. Tim Teknis, H. Didit Purwanto, S.Pd., M.MPd., Casriyatun, S.Kom., Santoso, S.Pd. Mat. (membantu mengelola menu pendidikan/nilai siswa. TU : Maryati, S.Pd.(Ka. TU), Agus Tjahjono, Wiji Pamungkas, Eka Pranandari, dan Siti Musyarofah (Staf TU)./ Tim Teknis SIM)

Untuk pertama kalinya, sejak rapat yang juga pelatihan pada Kamis, 15 Juli 2010 - Pada Senin, 30 Agustus 2010 - di tempat yang sama - R. Lab Fisika, mengadakan rapat koordinasi TIM dimulai pada 13.35. Semestinya, rapat - sesuai undangan, dimulai pada pukul 12.30. Tetapi, karena alasan teknis, akhirnya mundur (baca: biasa - orang Indonesia). Itupun, belum dihadiri Ketua.(Ketua Tim, Drs. H. Bambang Widadi baru datang pada pukul 14.05 waktu R. Lab.)

Oleh Kepala Sekolah - dipersilakan Bapak Hary Susasto, S.Kom., yang juga seorang guru TIK di SMP Negeri 4 Kebumen - sekaligus Web Master SMP N 3 Kebumen, untuk mempresentasikan hal terkait kerja Web untuk SMP N 3 Kebumen.

Dengan tenang, Pak Hary - demikian panggilan akrab oleh Imel dan Janah - praktikan dari SMKN 1 Kebumen ini, langsung mempresentasikan Web hasil olahannya. Sebelumnya, Pak Hary memberikan pengantar bahwa Web - rumah sudah dibuatkan. Sedangkan isi Web, ya oleh SMP N 3 Kebumen. Karena sudah sebulan sejak Beliau menggarap Web belum ada koordinasi, maka sedapat mungkin - bersama orang-orang yang dianggap dapat berkontribusi untuk mengisi Web. Tentu saja, bersama Imel dan Janah.

Menurut Pak Hary lagi, Web akan tampak lebih hidup dan dinamis jika berita-berita yang dipublish selalu up to date. "Secepat mungkin", hal-hal, atau kegiatan-kegiatan yang ada dipublish. Biarkan masyarakat yang akan menilainya. Biasanya hal itu akan berdampak positif bagi lembaga itu sendiri.

Web untuk SMP N 3 Kebumen berisi hal-hal sebagai berikut (Bapak/Ibu SMP N 3 Kebumen bisa menambah atau mengurangi jika ada yang dianggap perlu):
1. Home
2. Profile
3. Tenaga Edukatif
4. Pendidikan
5. Berita
6. Agenda Kegiatan
7. PPDB
8. SIM Sekolah
9. Peserta Didik
10. Alumni
11. Galeri Foto
12. Unduh
13. E-Mail
14. Milist
15. Buku Tamu
16. Hubungi Kami
(Juga dijelaskan isi dari setiap poin tersebut).
Sekali lagi, silakan Tim yang telah ada ini yang mengurus Web. Kami (baca: Hary Susanto), berusaha untuk mengakomodir setiap masukan dari Ibu Bapak Guru dan Karyawan SMP N 3 Kebumen.

Selanjutnya, Pak Hary Susanto, S.Kom. mendeskripsikan pekerjaan-pekerjaan yang ada di Web. Dengan masukan dari seluruh peserta - Tim, muncullah tugas - pekerjaan yang dimaksud:
1. Web Master (Hary Susanto, S.Kom.)
2. Administrator Web (Profil : Tenaga Edukatif, unduh - Maryati, S.Pd.,
Pendidikan: Wahyudi, Prestasi - Agenda: Purwono Setyo Budi, S.Pd.
Peserta Didik : Eka Pranandari)
3. Administrator SIM - Wahyudi
4. Humas (Kamaramen, Wartawan : Drs. H. Bambang Widadi, Editor : Wahyudi.
Publiser : Drs. H. Bambang Widadi.
5. Sarana Prasarana (Suwarno Putro, S.Pd.)
6. Milist Sekolah (Casriyatun, S.Kom.)
7. Buku Tamu, Hubungi Kami, Rubrik Tanya Jawab (Siti Musyarofah dan Eka
Pranandari)
8. Administrator E-Learning (Casriyatun, S.Kom. dan H. Didit Purwanto,
S.Pd. , M.MPd.)

Meski belum semua peserta yang hadir jelas akan tugas pokok dan fungsi masing-masing, namun karena waktu yang telah semakin sore, peserta sudah tampak semakin lelah karena sejak pagi tadi melaksanakan tugas penuh di sekolah. Sebelumnya disepakati, untuk kembali berkoordinasi pada Sabtu pagi, 4 September 2010. Pertemuan ditutup pada pukul 15.55).

Semoga, dengan koordinasi itu - SMP Negeri 3 Kebumen ke depan akan semakin lebih baik. Kita tunggu saja.


Kamis, 26 Agustus 2010

AMALIAH ROMADHON SMP N 3 KEBUMEN

Romadhon 1431 H - Agustus 2010 ini, SMP Negeri 3 Kebumen menyelenggarakan serangkaian kegiatan amaliah Romadhon. Seperti tahun-tahun sebelumnya. Amaliah Romadhon tahun ini ditandai dengan Tadarus Alquran setiap Senin dan Jumat. Pengumpulan zakat fitrah dari siswa mulai Senin, 16 Agustus 2010 dan direncanakan hingga Jumat, 27 Agustus 2010. Pada hari Sabtu, hasil pengumpulan zakat fitrah itu akan dibagikan kepada yang berhak menerimanya. Kegiatan buka bersama dan dilanjutkan sholat isya dan tarowih bersama dimulai pada Senin, 23 Agustus 2010.

Kegiatan buka bersama - sholat isya dan tarowih dimotori oleh Pembina OSIS SMP Negeri 3 Kebumen dengan sponsor utama Guru Agamanya (Ibu Dra. Tati Khamimah dan Ibu Sunhadjijah, S.Ag.). Tentu saja, tak lepas dari dukungan moral yang penuh dari Komandan Utamanya - Kepala Sekolah, Bapak Drs. H. Robani Mb., M.Pd.

Puncak acara kegiatan amaliah Romadhon ditandai dengan penyelenggaraan Peringatan Nuzulul Quran pada Kamis Legi malam 17 Romadhon 1431 H / Kamis, 26 Agustus 2010. Mengundang Pembicara dari Desa Trikarso - Sruweng, Bapak KH. Miftahudin Zuhri. Dihadiri oleh Pengurus Komite Sekolah, seluruh siswa, Bapak - Ibu Guru, dan undangan - masyarakat sekitar.

Peringatan Nuzulul Quran diawali dengan sholat Isya dan Tarowih bersama di Mushola Hidayatul Husna SMP Negeri 3 Kebumen. Imam Tarowih oleh Bapak Drs. H. Robani Mb., M.Pd.- Kepala SMP N. 3 Kebumen dan Muazin oleh Bapak Sururi -salah satu Pembantu Pelaksana pada SMP N 3 Kebumen.

Pada sambutannya, Bapak H. Robani Mb.,mengajak kepada hadirin agar peringatan Nuzulul Quran kali ini dijadikan ajang introspeksi diri. Senada dengan Bapak H. Robani, Bapak KHMS Zaenal Arifin - Ketua Komite SMP Negeri 3 Kebumen, yang menjadi Pengurus Komite Sekolah sejak 1976 - sejak masih bernama BP3, Beliau berharap agar seluruh siswa SMP Negeri 3 Kebumen tetap dalam keadaan Islam. Beliau mencontohkan, bahwa saat ini masih banyak terlihat hal-hal bathil dan bisa hilang jika masyarakatnya sudah melaksankan ajaran Alquran. Karena dengan peringatan Nuzulul Quran ini, kita akan menjadi tahu mana yang baik dan mana yang bathil.

Tepat pukul 20.50, KH Miftahudin Zuhri naik ke atas mimbar. Di awal tausiahnya, Beliau mengatakan secara berkelakar bahwa hikmah Nuzulul Quran adalah agar kita mau mengaji. Berasal dari kata sanga karo siji jumlahe genep. Jadi, yang tidak mau mengaji tidak genep (sekali lagi, disampaikan secara berkelakar - membuat audiens menjadi lebih bersemangat - mengikuti tausiah).

Hikmah Nuzulul Quran, menurut Beliau adalah semakin dekatnya kita dengan Kholiknya lewat:
1. Ingat Allah SWT:lewat tasbih dan tahmid
2. Bersyukur (mensykuri nikmat baik yang ada pada diri kita maupun yang ada di luar kita)
3. Tidak riya - sombong
Dengan bahasa lain, dengan Nuzulul Quran, kita menjadi ingat Alquran dan sekaligus mau mengamalkannya. Setelah mengamalkan Alquran, kita menjadi rajin sholat dan benar. Setelah benar sholatnya, maka kita menjadi baik - benar sembilan (9) lubang yang diberikan Allah, yaitu: telinga (2), mata (2), hidung (2), mulut (1), dan dua (2) di bawah (baca:qubul dan dubur), yang disambut tertawa oleh hampir seluruh audiens.

Kegiatan berakhir pada 21.35 ditutup dengan doa oleh Pembicara dan sebelumnya Pembicara - Bapak KH Miftahudin Zuhri - untuk bersama-sama lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT agar hidup - kehidupan kita - mati kita nanti akan jauh lebih baik. Insya Allah. Amiiin.

Jumat, 20 Agustus 2010

ROKOK ELEKTRONIK DILARANG BEREDAR

Rokok Elektronik Dilarang Beredar

Jumat, 13 Agustus 2010 | 15:23 WIB

Merokok di Depan Anak adalah Kekerasan!

JAKARTA, KOMPAS.com — Keberadaan rokok elektronik yang mulai marak diperjualbelikan di daerah-daerah tertentu menimbulkan kekhawatiran karena rokok ini dapat memicu kematian. Badan Pengawas Obat dan Makanan menegaskan pelarangan terhadap peredaran rokok elektronik karena efek yang ditimbulkan lebih berbahaya dibanding rokok biasa.


"Tidak ada negara yang setuju penggunaan rokok elektronik. China sebagai penemu awal rokok ini, yaitu tahun 2003, selanjutnya justru melarang keberadaan rokok ini sendiri karena dianggap membahayakan kesehatan. Hal yang sama (pelarangan rokok elektronik) akan terjadi di Indonesia," kata Kepala Badan Pengawas Obat dan Makana (BPOM) Indonesia Kustantinah di kantornya, Jumat (13/8/2010).

Hal yang mendasari pelarangan tersebut adalah kandungan toksin dalam jumlah banyak di rokok elektrik. "Sebetulnya isi dari rokok elektronik adalah zat nikotin. Bahan ini sangat toksin karena itu tidak disetujui keberadaannya dan tidak akan diakui untuk dikonsumsi," kata Kustantinah.

"Rokok elektronik dianggap lebih berbahaya dibanding rokok biasa karena apabila rokok biasa terdiri dari berbagai campuran (tidak 100 persen nikotin), maka rokok elektronik seluruhnya mengandung nikotin," kata Kustantinah.

Lebih lanjut, Kustantinah menyatakan bahwa dalam rokok elektronik terkandung jenis nikotin yang bervariasi, yaitu nikotin pelarut, propilen glikol, dietilen glikol, dan gliseren yang apabila dipanaskan akan menghasilkan nitrosamine.

"Larutan nitrosamine ini nantinya kan menjadi penyebab munculnya kanker," kata Kustantinah.

Saat ini, menurut Kustantinah, BPOM sedang dalam tahap koordinasi dengan Menteri Kesehatan serta Menteri Perindustrian dan Perdagangan untuk mencegah produk ini masuk ke Indonesia sekaligus menarik produk yang sudah ada di pasaran.****


Senin, 16 Agustus 2010

Selamat Berjuang - Dita Ikasari, Anakku!

Selepas sahur- Senin, 16 Agustus 2010 - pukul 04.00 aku mengantar anak pertamaku-DITA IKASARI ke Solo. Kuliah di UNS. Kami berangkat dari Stasiun Kutoarjo tepat pukul 05.25 WIB. Kereta Api Prameks melaju ke arah Solo. Kami turun di Stasiun Solobalapan.
Tepat pukul 08.20, kami sampai di rumah kost. Sudah ada 3 (tiga) mahasiswa kost. Semuanya berasal dari Magelang. Desi Mulyasari (FKIP - Pendidikan Fisika), Amitia Putri (FKIP - Pendidikan Biologi), dan Lili (FKIP - Pendidikan Kimia). Semua masuk ke UNS dari jalur PMDK.
Pukul 11.30, saya keluar kost, meninggalkan Dita sendiri di kost - bersama doa dan harapan kami. Ada berbagai perasaan yang tidak dapat kuucapkan. Tak mampu kurangkai kata-kata yang paling "pas" untuk menggambarkan perasaanku saat ini.

Bahagia - tentu saja. Anak pertama kami dapat menembus UNS - Prodi Sastra Inggris, melalui jalur PMDK. Sejuta harapan, sejuta doa, semoga anak pertama kami itu dapat menjadi yang terbaik. Mampu bersaing di masyarakat, kompetitif, memiliki jiwa interprenership.

Di balik itu semua, sebagi orang tua, perasaan-perasaan "tidak enak - kehilangan - kesepian - khawatir - dan semua perasaan sejenis" tentu masih ada. Bahkan sangat lekat. Membayangi setiap langkah kami - orang tua.

Akan tetapi, kami segera menepis perasaan-perasaan negataif yang bisa merugikan kami. Kami tawakal. Toh, pada akhirnya, anak kami yang kedua - MONIKA TARANIA - anak ketiga kami - ADELIA FEODORA - juga akan segera menyusul jejak kakaknya. Melanjutkan belajar. Dengan bertambahnya waktu juga akan mempunyai kelurga sendiri. Bersama dengan suami - anak-anak dan keluarga barunya.

Terakhir, kami yang akan meninggalkan mereka. Menghadap Allah SWT. Ya. . . . Itulah kehidupan. Ada kehidupan, juga ada kematian. Fitrah.

Semoga, anak-anak kami - keluarga kami - keluarga kita - menjadi keluarga yang selalu bersyukur - beruntung - mendapatkan ridho-Nya. Amiiin. Insya Allah.

"SELAMAT BERJUANG, ANAKKU! SEMOGA - INSYA ALLAH, SUKSES SELALU MENYERTAIMU".

Minggu, 15 Agustus 2010

UDUD

31 March 2008
Udud bin Ngrokok
Pimpinan atau penanggungjawab tempat umum dan tempat kerja harus mengupayakan terbentuknya kawasan bebas rokok.
(Pasal 24 PP No. 81 Tahun 1989, Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan)

Tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja, dan tempat yang secara spesifik sebagai tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah dan angkutan umum dinyatakan sebagai kawasan tanpa rokok.
(Pasal 22 PP No. 19 Tahun 2003 Tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan)


Oleh : Agus Purwanto
Dua diantara tiga penduduk miskin di Jakarta adalah perokok yang menghabiskan lebih dari 50% pendapatannya untuk merokok. Demikian berita RCTI (29/02/08). Dicontohkan seorang pemulung beranak tiga dengan penghasilan 20 ribu rupiah per hari, menghabiskan sekitar 13 ribu rupiah per hari untuk rokok.


Luar biasa! Ditengah kemiskinannya, ketika ketiga anaknya membutuhkan makanan dan asupan gizi yang baik untuk perkembangan otaknya, ketika ketiga anaknya membutuhkan biaya pendidikan ... Sang Ayah lebih memilih menghabiskan 13 ribu dari 20 ribu penghasilannya per hari untuk merokok!
Ada contoh lain,
ketika acara pelatihan Pencatatan Kelahiran di sebuah SMP selasa dan rabu lalu (26-27/02/08). Di awal acara, peserta pelatihan sudah bersepakat : bagi peserta yang ingin merokok, untuk keluar ruangan. Faktanya, tak lebih dari sejam kemudian, dua orang peserta pria (yang notabenenya adalah guru) dengan tanpa merasa malu ngrokok nglepus di ruang pelatihan, walau peserta perempuan sebelahnya mengibaskan tangan berulangkali menepis asap rokok yang mampir ke hidungnya. Rupanya daya adiktif racun rokok telah sedemikian hebatnya membuat ia melupakan kesepakatan, tak ada rasa malu, apalagi toleransi yang tersisa.

Ada lagi,
Seorang kepala Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) di Jawa tengah, ketika berkunjung ke Australia dalam rangka menjalin kerjasama dengan sebuah sekolah di Australia, terpaksa harus berurusan dengan petugas imigrasi Bandara setempat karena dalam tasnya kedapatan rokok lebih dari dua ratus batang, melebihi batas yang diperbolehkan.

Ada lagi,
Kalau Anda bertandang ke alun-alun Kebumen lihatlah ke arah utara. Persis di depan pendopo (rumah dinas bupati Kebumen) terlihat dua baliho besar. Pada baliho sisi timur, di seperempat bagian paling atas tertera tulisan : Sampoerna Hijau Nggak ada loe nggak ramai, dengan logo dan warna khas Sampoerna. Di bawahnya terpampang gambar Bupati Kebumen, Dra. Hj. Rustriningsih, M.Si, berdampingan dengan Wakil Bupati Kebumen, K.H. Nashirudin Al Mansur, disertai tulisan (pesan) : Dengan peningkatan tata pemerintahan yang baik kita mantapkan kemandirian Kebumen. Dan di seperempat bagian bawah baliho tertera pesan khas iklan rokok : Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.

Silahkan Anda tebak, baliho ini sebenarnya iklan layanan masyarakat tata pemerintahan yang baik atau iklan rokok Sampoerna?

Padahal Peraturan Pemerintah (PP) No. 81 Tahun 1989 Pasal 24 menyatakan : Pimpinan atau penanggungjawab tempat umum dan tempat kerja harus mengupayakan terbentuknya kawasan bebas rokok. Dan PP No. 19/2003 Pasal 22 menyatakan : Tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja, dan tempat yang secara spesifik sebagai tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah dan angkutan umum dinyatakan sebagai kawasan tanpa rokok. Pertanyaannya : apakah kedua pemimpin kita tidak tahu ada PP No. 81/1989 dan PP No. 19/2003? Wallahu a’lam.

Fakta di atas seolah membuktikan penetrasi rokok telah sedemikian hebat dan menggurita kemana-mana.

Moral Exclusion

Menurut Zainul Muttaqien dalam E-psikologi, meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah, kantor, angkutan umum maupun di jalan-jalan. Hampir setiap saat dapat disaksikan dan di jumpai orang yang sedang merokok. Bahkan bila orang merokok di sebelah ibu yang sedang menggendong bayi sekalipun orang tersebut tetap tenang menghembuskan asap rokoknya dan biasanya orang-orang yang ada disekelilingnya seringkali tidak perduli.

Senada dengan Zainul, RR. Adiningtyas Pitaloka, M.PSi - dalam E-Psikologi, menjelaskan bahwa kompleksnya permasalahan rokok di dunia termasuk Indonesia, ditambah kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat Indonesia membuka peluang pihak tertentu untuk mencuri kesempatan dengan memanfaatkan slogan-slogan semu dan menjadi sponsor even publik termasuk even olahraga. Baik industri rokok maupun perokok menggunakan apa yang disebut sebagai simptom moral exclusion, yaitu rasionalisasi, jastifikasi atau dengan bahasa awam mengatasnamakan kemanusiaan untuk menghalalkan perilaku mereka. Dengan begitu, mereka juga menyamarkan 'kesalahan' dan 'penyebaran racun' yang dilakukan.
Seperti kita ketahui, indutri rokok memiliki kemampuan finansial yang sangat kuat - beberapa pemiliknya merupakan orang-orang terkaya di Indonesia, bahkan di dunia. Dan dengan kekuatan finansial yang besar itulah mereka membayar para ahli pemasaran dan periklanan untuk membuat propaganda dan iklan yang jitu. Untuk mengakali aturan pemerintah, iklan dibuat sedemikan rupa dengan tidak menampilkan orang merokok, tapi mampu membuat kesan (image dan brand) yang sangat kuat di masyarakat. Apalagi iklan rokok ditayangkan di televisi berulang-ulang dan di berbagai media lain secara sangat intens. Sekarang masyarakat dengan mudah dapat menebak sebuah iklan rokok melalui image berupa gambar pemandangan alam, petualangan ber-safari di alam terbuka, sampai dengan suasana club disko.
Dengan sangat cerdasnya perancang Iklan-iklan rokok menyajikan keindahan alam, kebugaran, kesuksesan, kesetiakawanan - mengkamuflase substansi perilaku merokok itu sendiri yang menyebabkan polusi, merusak keindahan, merusak kesehatan, bahkan hingga menyebabkan seorang kepala keluarga abai terhadap tanggung jawab utamanya menyediakan makanan bergizi untuk anak-anaknya, karena lebih mengutamakan membeli rokok. Industri rokok juga mensponsori berbagai kegiatan masyarakat, menjadi sponsor utama berbagai tayangan olahraga di televisi, hingga menawarkan beasiswa bagi pelajar berprestasi. Penerimaan negara melalui cukai rokok, tenaga kerja yang terserap pada industri rokok, dan semua ‘hal baik’ yang dilakukan oleh industri rokok tidak akan pernah sebanding dengan kerugian yang diderita oleh masyarakat akibat rokok. Suatu ironi yang tidak disadari atau tidak diacuhkan masyarakat Indonesia, bahwa tindakan-tindakan tersebut adalah bentuk penyangkalan (simptom moral exclusion).
Bila industri rokok bertopeng dibalik berbagai slogan indahnya, perokok pun setali tiga uang menggunakan jurus penyangkalan serupa. Tempat umum menjadi alasan bagi perokok untuk berkilah, ”Tempat umum kok, saya punya hak”, ”Lha wong udud nganggo cangkem-cangkemku dhewek, udud ya ora njaluk kowe”, dan ungkapan sejenis lainnya, tanpa menyadari bahwa orang lain di sekitarnya yang bukan perokok, juga mempunyai hak yang sama akan udara, terutama udara bersih.

Meutia Hatta Tolak Dana Rokok

Bertolak belakang dengan Bupati Kebumen yang menjadi ‘model iklan rokok’, Meutia Hatta Swasono sang putri proklamator Bung Hatta yang kini menjadi Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, justru menolak ketika sebuah perusahaan rokok menawarinya dana ratusan juta rupiah untuk sebuah kegiatan.
Coba kita simak berita Kompas Kamis (31/01/08) dibawah judul : MEUTIA HATTA SWASONO TOLAK UANG ROKOK.
Diundang Komisi Perlindungan Anak membuka lokakarya "Perlindungan Anak dari Dampak Iklan, Promosi, dan Sponsor Rokok", Senin (28/1) di Jakarta, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Farida Hatta Swasono (61) berharap peserta yang sebagian besar pesertanya lelaki bebas dari rokok dan asap rokok."Jadi kita berada dalam lingkungan udara yang bersih selama workshop", katanya.Menurut Meutia, sebagian kematian disebabkan antara lain oleh rokok. Survei dari Rumah Sakit Jantung Harapan Kita menunjukkan, hampir 80 persen penderita jantung mempunyai kebiasaan merokok."Iklan rokok adalah musuh bersama, karena berdampak pada kesehatan dan kematian," katanya. Karena musuh itulah, ketika ada perusahaan rokok memberikan bantuan Rp. 200 juta untuk suatu kegiatan, Meutia mengembalikannya. "Uang itu saya kembalikan," ungkapnya. Selain itu, rokok juga memiskinkan warga. Rokok bukan saja menjadi ancaman orang tua, tetapi juga anak-anak. Warga harus disadarkan, lebih baik pengeluaran untuk rokok digunakan demi memenuhi kebutuhan gizi keluarga, terutama anak balita.

Nah, mau terus merokok?
(Aguspur)

Pengajian Romadhon di Masjid Agung

Sabtu, 14 Agustus 2010
Jam ke-3, pukul 09.00 WIB, seluruh siswa SMP Negeri 3 Kebumen beserta guru dan karyawan berangkat menuju Masjid Agung Kebumen untuk mengikuti pengajian bulan Romadhon 2010. Berjalan kaki. Sebelumnya, pukul 07.30 – 08.30 kegiatan KBM berjalan seperti biasa.



Tepat pukul 09.30, pengajian dimulai. Diawali kata sambutan dari Bapak Drs. H. Robani Mb., M.Pd. – Kepala SMP Negeri 3 Kebumen. Di awal sambutannya, Pak Robani mengingatkan kepada semua pihak, agar bisa lebih tenang saat di masjid – sehingga niat untuk i’tikaf dan tausiah dapat terwujud.

Khusus kepada para siswa, Pak Robani berpesan agar mengikuti tausiah dengan baik dan sekaligus dapat mengamalkannya.Pak Robani juga mengucapkan terima ksaih kepada Bapak K. Fathur Rokhman, S.Ag. – yang dapat memenuhi jadwal yang telah ditentukan. Ucapan terima kasih kepada Pengurus Takmir Masjid, yang telah memberikan kesempatan SMP Negeri 3 Kebumen untuk mengikuti pengajian. Terakhir, ucapan terima ksaih kepada Ibu Bapk Guru dan karyawan yang telah mau mendampingi para siswa ke pengajian.

Pukul 09.50, mulailah tausiah Bapak K. Fathur Rokhman. Langsung memberikan –menawarkan “kontrak kegiatan” kepada seluruh peserta. “Pukul 11.00 nanti – paling lama – kegiatan selesai. Karena jika duduk kelamaan, yang masuk iblis”. Tentu saja, serempak siswa menjawab “SETUJU”.

Tema pengajian kali ini adalah “SHOLAT SUNAT”. Arti sunat berarti dilakukan berpahala – tidak dilakukan tidak dosa. Sholat sunat dilakukan sebagai tambahan ibadah kita. Tambahan sholat fardhu kita yang belum – tidak sempurna. Sholat sunat itu dilakukan untuk menyempurnakan sholat fardhu kita. Karena kelak di akhirat, sholat sunat itu akan dihitung – dihisab – bahwa 70 rokaat sholat sunat itu dapat mengganti 1 rokaat ibadah sholat fardhu.

Sholat yang baik – akan mampu menjauhkan kita dari perbuatan maksiat.

Ada sebuah kisah – yang menggambarkan betapa sholat itu dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Suatu ketika, seorang lelaki mengajak istri orang lain untuk ”berselingkuh”. Si istri tadi bertanya kepada suaminya. Apa jawabnya? ”Boleh, dengan syarat – selama 40 hari – laki-laki tadi mau sholat subuh berjamaah dengannya. Dengan sombongnya, lelaki itu menyanggupinya. Jangankan hanya sholat subuh – katanya, dirinyapun akan dipersembahkan kepada si istri itu.

Singkat cerita, setelah melakukan sholat subuh berjamaah, si lelaki tadi langsung bertobat – takut kepada Allah – sehingga niatnya untuk berselingkuh itu dengan sendirinya batal. Terhindar dari perbuatan keji itu karena takut Allah.

Kembali ke tema, sholat sunat Yng di maksud di sini adalah sholat sunat rowatib – sholat sunat yang mengikuti sholat fardhu. Ada 22 (dua puluh dua) sholat sunat rowatib:
1. sholat 4 rokaat sebelum dan sesudah sholat dhuhur
2. sholat 4 rokaat sebelum sholat ’ashar.
3. sholat 2 rokaat sebelum dan sesudah sholat maghrib
4. sholat 2 rokaat sebelum dan sesudah sholat ‘isya
5. sholat 2 rokaat sebelum sholat subuh
Tetapi, sholat sunat rowatib yang muakad hanya ada 10 (sepuluh) saja, yaitu
1. sholat 2 rokaat sebelum dan setelah sholat dhuhur
2. sholat 2 rokaat setelah sholat maghrib
3. sholat 2 rokaat setelah sholat ‘isya
4. sholat 2 rokaat sebelum subuh

Di akhir tausiah, Bapak K. Fathur Rokhman, S.Ag. mengajak kepada semuanya untuk memperbanyak sholat – sholat sunat di bulan puasa ini. Tausiah berakhir pada pukul 10.50 WIB. Semoga, kita termasuk orang-orang yang beruntung. Amiiin. (Minggu, 15/08/2010 – 09.40)

Senin, 09 Agustus 2010

Mengenang Akhlak Nabi Muhammad SAW

SAJADA - Situs Al-Ukhuwah Jogja Dua
Rubrik : Sirah & Kisah

Mengenang Akhlak Nabi Muhammad SAW

Jumat, 17 Maret 06 - by : admin
Setelah Nabi wafat, seketika itu pula kota Madinah bising dengan tangisan ummat Islam; antara percaya - tidak percaya, Rasul Yang Mulia telah meninggalkan para sahabat. Beberapa waktu kemudian, seorang arab badui menemui Umar dan dia meminta, "Ceritakan padaku akhlak Muhammad!". Umar menangis mendengar permintaan itu. Ia tak sanggup berkata apa-apa. Ia menyuruh Arab badui tersebut menemui Bilal. Setelah ditemui dan diajukan permintaan yg sama, Bilal pun menangis, ia tak sanggup menceritakan apapun. Bilal hanya dapat menyuruh orang tersebut menjumpai Ali bin Abi Thalib.


Orang Badui ini mulai heran. Bukankah Umar merupakan seorang sahabat senior Nabi, begitu pula Bilal, bukankah ia merupakan sahabat setia Nabi. Mengapa mereka tak sanggup menceritakan akhlak Muhammad. Dengan berharap-harap cemas, Badui ini menemui Ali. Ali dengan linangan air mata berkata, "Ceritakan padaku keindahan dunia ini!." Badui ini menjawab,
"Bagaimana mungkin aku dapat menceritakan segala keindahan dunia ini...." Ali menjawab, "Engkau tak sanggup menceritakan keindahan dunia padahal Allah telah berfirman bahwa sungguh dunia ini kecil dan hanyalah senda gurau belaka, lalu bagaimana aku dapat melukiskan akhlak Muhammad, sedangkan Allah telah berfirman bahwa sungguh Muhammad memiliki
budi pekerti yang agung! (QS. Al-Qalam[68]: 4)"

Badui ini lalu menemui Siti Aisyah r.a. Isteri Nabi yang sering disapa "Khumairah" oleh Nabi ini hanya menjawab, khuluquhu al-Qur'an (Akhlaknya Muhammad itu Al-Qur'an). Seakanakan
Aisyah ingin mengatakan bahwa Nabi itu bagaikan Al-Qur'an berjalan. Badui ini tidak puas, bagaimana bisa ia segera menangkap akhlak Nabi kalau ia harus melihat ke seluruh kandungan Qur'an. Aisyah akhirnya menyarankan Badui ini untuk membaca dan menyimak QS Al-Mu'minun[23]: 1-11.

Bagi para sahabat, masing-masing memiliki kesan tersendiri dari pergaulannya dengan Nabi. Kalau mereka diminta menjelaskan seluruh akhlak Nabi, linangan air mata-lah jawabannya, karena mereka terkenang akan junjungan mereka. Paling-paling mereka hanya mampu
menceritakan satu fragmen yang paling indah dan berkesan dalam interaksi mereka dengan Nabi terakhir ini. Mari kita kembali ke Aisyah. Ketika ditanya, bagaimana perilaku Nabi, Aisyah hanya menjawab, "ah semua perilakunya indah." Ketika didesak lagi, Aisyah baru bercerita saat terindah baginya, sebagai seorang isteri. "Ketika aku sudah berada di tempat tidur dan kami sudah masuk dalam selimut, dan kulit kami sudah bersentuhan, suamiku berkata, 'Ya Aisyah, izinkan aku untuk menghadap Tuhanku terlebih dahulu.'" Apalagi yang dapat lebih membahagiakan seorang isteri, karena dalam sejumput episode tersebut terkumpul kasih sayang, kebersamaan, perhatian dan rasa hormat dari seorang suami, yang juga seorang utusan Allah.

Nabi Muhammad jugalah yang membikin khawatir hati Aisyah ketika menjelang subuh Aisyah tidak mendapati suaminya disampingnya. Aisyah keluar membuka pintu rumah. terkejut ia bukan kepalang, melihat suaminya tidur di >depan pintu. Aisyah berkata, "Mengapa engkau tidur di sini?" Nabi Muhammmad menjawab, "Aku pulang sudah larut malam, aku khawatir mengganggu tidurmu sehingga aku tidak mengetuk pintu. itulah sebabnya aku tidur di depan pintu." Mari berkaca di diri kita masing-masing. Bagaimana perilaku kita terhadap isteri kita? Nabi mengingatkan, "berhati-hatilah kamu terhadap isterimu, karena sungguh kamu akan ditanya di
hari akhir tentangnya." Para sahabat pada masa Nabi memperlakukan isteri mereka dengan hormat, mereka takut kalau wahyu turun dan mengecam mereka.

Buat sahabat yang lain, fragmen yang paling indah ketika sahabat tersebut terlambat datang ke Majelis Nabi. Tempat sudah penuh sesak. Ia minta izin untuk mendapat tempat, namun sahabat yang lain tak ada yang mau memberinya tempat. Di tengah kebingungannya, Rasul memanggilnya. Rasul memintanya duduk di dekatnya. Tidak cukup dengan itu, Rasul pun melipat sorbannya lalu diberikan pada sahabat tersebut untuk dijadikan alas tempat duduk. Sahabat tersebut dengan berlinangan air mata, menerima sorban tersebut namun tidak menjadikannya alas duduk akan tetapi mencium sorban Nabi. Senangkah kita kalau orang yang kita hormati, pemimpin yang kita junjung tiba-tiba melayani kita bahkan memberikan sorbannya untuk tempat alas duduk kita. Bukankah kalau mendapat kartu lebaran dari seorang pejabat saja kita sangat bersuka cita. Begitulah akhlak Nabi, sebagai pemimpin ia ingin menyenangkan dan melayani bawahannya. Dan tengoklah diri kita. Kita adalah pemimpin, bahkan untuk lingkup paling kecil sekalipun, sudahkah kita meniru akhlak Rasul Yang Mulia.

Nabi Muhammad juga terkenal suka memuji sahabatnya. Kalau kita baca kitab-kitab hadis, kita akan kebingungan menentukan siapa sahabat yang paling utama. Terhadap Abu Bakar, Rasul selalu memujinya. Abu Bakar-lah yang menemani Rasul ketika hijrah. Abu Bakarlah yang diminta menjadi Imam ketika Rasul sakit. Tentang Umar, Rasul pernah berkata, "Syetan saja takut dengan Umar, bila Umar lewat jalan yang satu, maka Syetan lewat jalan yang lain." Dalam riwayat lain disebutkan, "Nabi bermimpi meminum susu. Belum habis satu gelas, Nabi
memberikannya pada Umar yang meminumnya sampai habis. Para sahabat bertanya,
Ya Rasul apa maksud (ta'wil) mimpimu itu? Rasul menjawab ilmu pengetahuan."

Tentang Utsman, Rasul sangat menghargai Ustman karena itu Utsman menikahi dua putri nabi, hingga Utsman dijuluki dzu an-Nurain (pemilik dua cahaya). Mengenai Ali, Rasul bukan saja menjadikannya ia menantu, tetapi banyak sekali riwayat yang menyebutkan keutamaan Ali.
"Aku ini kota ilmu, dan Ali adalah pintunya." "Barang siapa membenci Ali, maka ia merupakan orang munafik." Lihatlah diri kita sekarang. Bukankah jika ada seorang rekan yang punya sembilan kelebihan dan satu kekurangan, maka kita jauh lebih tertarik berjam-jam untuk membicarakan yang satu itu dan melupakan yang sembilan. Ah...ternyata kita belum suka memuji; kita masih suka mencela. Ternyata kita belum mengikuti sunnah Nabi.

Saya pernah mendengar ada seorang ulama yang mengatakan bahwa Allah pun sangat menghormati Nabi Muhammad. Buktinya, dalam Al-Qur'an Allah memanggil para Nabi dengan sebutan nama: Musa, Ayyub, Zakaria, dll. tetapi ketika memanggil Nabi Muhammad, Allah
menyapanya dengan "Wahai Nabi". Ternyata Allah saja sangat menghormati beliau.

Para sahabatpun ditegur oleh Allah ketika mereka berlaku tak sopan pada Nabi. Alkisah, rombongan Bani Tamim menghadap rasul. Mereka ingin Rasul menunjuk pemimpin buat mereka. Sebelum Nabi memutuskan siapa, Abu Bakar berkata: "Angkat Al-Qa'qa bin Ma'bad sebagai pemimpin." Kata Umar, "Tidak, angkatlah Al-Aqra' bin Habis." Abu Bakar berkata ke Umar, "Kamu hanya ingin membantah aku saja," Umar menjawab, "Aku tidak bermaksud
membantahmu." Keduanya berbantahan sehingga suara mereka terdengar makin keras. Waktu itu turunlah ayat: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya. Takutlah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha Mendengar dan maha Mengetahui. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menaikkan suaramu di atas suara Nabi. janganlah
kamu mengeraskan suara kamu dalam percakapan dengan dia seperti mengeraskan suara kamu ketika bercakap sesama kamu. Nanti hapus amal-amal kamu dan kamu tidak menyadarinya (alhujurat 1-2)

Setelah mendengar teguran itu Abu Bakar berkata, "Ya Rasul Allah, demi Allah, sejak sekarang aku tidak akan berbicara denganmu kecuali seperti seorang saudara yang membisikkan rahasia." Umar juga berbicara kepada Nabi dengan suara yang lembut. Bahkan konon kabarnya setelah peristiwa itu Umar banyak sekali bersedekah, karena takut amal yang lalu telah terhapus. Para sahabat Nabi takut akan terhapus amal mereka karena melanggar etiket berhadapan dengan
Nabi.

Dalam satu kesempatan lain, ketika di Mekkah, Nabi didatangi utusan pembesar Quraisy, Utbah bin Rabi'ah. Ia berkata pada Nabi, "Wahai kemenakanku, kau dating membawa agama baru, apa yang sebetulnya kau kehendaki. Jika kau kehendaki harta, akan kami kumpulkan kekayaan
kami, Jika Kau inginkan kemuliaan akan kami muliakan engkau. Jika ada sesuatu penyakit yang dideritamu, akan kami carikan obat. Jika kau inginkan kekuasaan, biar kami jadikan engkau penguasa kami"

Nabi mendengar dengan sabar uraian tokoh musyrik ini. Tidak sekalipun beliau membantah atau memotong pembicaraannya. Ketika Utbah berhenti, Nabi bertanya, "Sudah selesaikah, Ya Abal Walid?" "Sudah." Kata Utbah. Nabi membalas ucapan utbah dengan membaca surat Fushilat. Ketika sampai pada ayat sajdah, Nabi bersujud. Sementara itu Utbah duduk mendengarkan Nabi
sampai menyelesaikan bacaannya.

Peristiwa ini sudah lewat ratusan tahun lalu. Kita tidak heran bagaimana Nabi dengan sabar mendegarkan pendapat dan usul Utbah, tokoh musyrik. Kita mengenal akhlak nabi dalam menghormati pendapat orang lain. Inilah akhlak Nabi dalam majlis ilmu. Yang menakjubkan
adalah perilaku kita sekarang. Bahkan oleh si Utbbah, si musyrik, kita kalah. Utbah mau mendengarkan Nabi dan menyuruh kaumnya membiarkan Nabi berbicara. Jangankan mendengarkan pendapat orang kafir, kita bahkan tidak mau mendengarkan pendapat saudara kita
sesama muslim. Dalam pengajian, suara pembicara kadang-kadang tertutup suara obrolan kita. Masya Allah!

Ketika Nabi tiba di Madinah dalam episode hijrah, ada utusan kafir Mekkah yang meminta janji Nabi bahwa Nabi akan mengembalikan siapapun yang pergi ke Madinah setelah perginya N abi. Selang beberapa waktu kemudian. Seorang sahabat rupanya tertinggal di belakang Nabi. Sahabat ini meninggalkan isterinya, anaknya dan hartanya. Dengan terengah-engah menembus padang pasir, akhirnya ia sampai di Madinah. Dengan perasaan haru ia segera menemui Nabi dan melaporkan kedatangannya. Apa jawab Nabi?

"Kembalilah engkau ke Mekkah. Sungguh aku telah terikat perjanjian. Semoga Allah melindungimu." Sahabat ini menangis keras. Bagi Nabi janji adalah suatu yang sangat agung. Meskipun Nabi merasakan bagaimana besarnya pengorbanan sahabat ini untuk berhijrah, bagi Nabi janji adalah janji; bahkan meskipun janji itu diucapkan kepada orang kafir. Bagaimana kita memandang harga suatu janji, merupakan salah satu bentuk jawaban bagaimana perilaku Nabi
telah menyerap di sanubari kita atau tidak.

Dalam suatu kesempatan menjelang akhir hayatnya, Nabi berkata pada para sahabat, "Mungkin sebentar lagi Allah akan memanggilku, aku tak ingin di padang mahsyar nanti ada diantara kalian yang ingin menuntut balas karena perbuatanku pada kalian. Bila ada yang keberatan dengan perbuatanku pada kalian, ucapkanlah!" Sahabat yang lain terdiam, namun ada seorang sahabat
yang tiba-tiba bangkit dan berkata, "Dahulu ketika engkau memeriksa barisa di saat ingin pergi perang, kau meluruskan posisi aku dengan tongkatmu. Aku tak tahu apakah engkau sengaja atau tidak, tapi aku ingin menuntut qishash hari ini." Para sahabat lain terpana, tidak menyangka ada yang berani berkata seperti itu. Kabarnya Umar langsung berdiri dan siap "membereskan"
orang itu. Nabi melarangnya. Nabi pun menyuruh Bilal mengambil tongkat ke rumah Nabi. Siti Aisyah yang berada di rumah Nabi keheranan ketika Nabi meminta tongkat. Setelah Bilal menjelaskan peristiwa yang terjadi, Aisyah pun semakin heran, mengapa ada sahabat yang berani berbuat senekad itu setelah semua yang Rasul berikan pada mereka.

Rasul memberikan tongkat tersebut pada sahabat itu seraya menyingkapkan bajunya, sehingga terlihatlah perut Nabi. Nabi berkata, "lakukanlah!" Detik-detik berikutnya menjadi sangat menegangkan. Tetapi terjadi suatu keanehan. Sahabat tersebut malah menciumi perut Nabi dan memeluk Nabi seraya menangis, "Sungguh maksud tujuanku hanyalah untuk memelukmu dan merasakan kulitku bersentuhan dengan tubuhmu!. Aku ikhlas atas semua perilakumu wahai Rasulullah." Seketika itu juga terdengar ucapan, "Allahu Akbar" berkali-kali. Sahabat tersebut tahu, bahwa permintaan Nabi itu tidak mungkin diucapkan kalau Nabi tidak merasa bahwa ajalnya semakin dekat. Sahabat itu tahu bahwa saat perpisahan semakin dekat, ia ingin memeluk Nabi sebelum Allah memanggil Nabi.

Suatu pelajaran lagi buat kita. Menyakiti orang lain baik hati maupun badannya merupakan perbuatan yang amat tercela. Allah tidak akan memaafkan sebelum yang kita sakiti memaafkan kita. Rasul pun sangat hati-hati karena khawatir ada orang yang beliau sakiti. Khawatirkah kita bila ada orang yang kita sakiti menuntut balas nanti di padang Mahsyar di depan Hakim Yang Maha Agung ditengah miliaran umat manusia. Jangan-jangan kita menjadi orang yang muflis. Na'udzu billah.....

Nabi Muhammad ketika saat haji Wada', di padang Arafah yang terik, dalam keadaan sakit, masih menyempatkan diri berpidato. Di akhir pidatonya itu Nabi dengan dibalut sorban dan tubuh yang menggigil berkata, "Nanti di hari pembalasan, kalian akan ditanya oleh Allah apa yang telah aku, sebagai Nabi, perbuat pada kalian. Jika kalian ditanya nanti, apa jawaban kalian?" Para sahabat terdiam dan mulai banyak yang meneteskan air mata. Nabi melanjutkan, "Bukankah telah
kujalani hari-hari bersama kalian dengan lapar, bukankah telah kutaruh beberapa batu diperutku karena menahan lapar bersama kalian, bukankah aku telah bersabar menghadapi kejahilan kalian, bukankah telah ku sampaikan pada kalian wahyu dari Allah.....?" Untuk semua pertanyaan itu, para sahabat menjawab, "benar ya Rasul!"

Rasul pun mendongakkan kepalanya ke atas, dan berkata, "Ya Allah saksikanlah...Ya Allah saksikanlah...Ya Allah saksikanlah!". Nabi meminta kesaksian Allah bahwa Nabi telah menjalankan tugasnya. Di pengajian ini saya pun meminta Allah menyaksikan bahwa kita
mencintai Rasulullah."Ya Allah saksikanlah betapa kami mencintai Rasul-Mu, betapa
kami sangat ingin bertemu dengan kekasih-Mu, betapa kami sangat ingin meniru
semua perilakunya yang indah; semua budi pekertinya yang agung, betapa kami
sangat ingin dibangkitkan nanti di padang Mahsyar bersama Nabiyullah Muhammad,
betapa kami sangat ingin ditempatkan di dalam surga yang sama dengan surganya
Nabi kami.****