Kamis, 31 Desember 2009

Family Gathering SMP N 3 Kebumen

Pada Rabu, 30 Desember 2009; Keluarga Besar SMP Negeri 3 Kebumen berkesempatan melaksanakan rekreasi keluarga yang oleh panitianya disebut sebagai "Family Gathering." Rekreasi keluarga itu diikuti oleh guru, karyawan, dan pengurus komite sekolah SMP N 3 Kebumen. Jumlah peserta sebanyak 180 orang terdiri dari 124 peserta dewasa dan 56 peserta anak. Berangkat dari halaman SMP N 3 Kebumen jam 08.00.

Kegiatan rekreasi tersebut didasari pada asumsi bahwa guru, karyawan, dan pengurus komite perlu refreshing melupakan sejenak rutinitas keseharian yang selalu padat. 

Anggaran kegiatan rekreasi diambilkan dari pos tabungan keluarga / guru karyawan yang menghabiskan dana sebesar 20 juta-an dengan rincian penggunaan sebagai berikut : Transportasi (3 bus Selera Masa- Gombong @ 2,1 juta), uang saku @ Rp 50 ribu x 65. Uang  saku dari Koperasi GUYUB sebesar 100 ribu.

Rekreasi dilaksanakan di OWABONG Purbalingga dan TELUK PENYU / BENTENG PENDEM - Cilacap.

Senang dengan indikasi raut-raut senyum tampak dari para peserta. Peserta yang rata-rata membawa anak/cucunya, menampakkan wajah yang gembira. Waktu yang hanya 1 hari itu tersa begitu singkatnya.

Jam 21.40, bus Selera Masa yang mebawa rombongan tiba kembali di SMP Negeri 3 Kebumen. 

Ah..... alhamdulillah.

Minggu, 27 Desember 2009

kekerasan dalam rumah tangga





KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

A.   Bentuk-bentuk Kekerasan
      FISIK
      Memukul, menampar, mencekik, menendang, melempar barang ke tubuh korban, menginjak, melukai dengan tangan kosong atau senjata, membunuh.

      psikologis
      Berteriak-teriak, menyumpah, mengancam, merendahkan, mengatur, melecehkan, menguntit dan mematai-matai, tindakan-tindakan lain yang menimbulkan rasa takut (termasuk yang diarahkan ke orang-orang dekat korban, misalnya keluarga, anak, suami, teman dekat, dll)

SEKSUAL
·        Mengarah ke ajakan / desakan seksual seperti menyentuh, meraba, mencium.
·        Memaksa korban menonton pornografi, gurauan-gurauan seksual yang tidak dikehendaki.
·        Ucapan-ucapan merendahkan dan melecehkan.
·        Memaksa berhubungan seks dengan kekerasan fisik maupun tidak.
·        Memaksa aktivitas seksual yang tidak disukai.

FINANSIAL
Mengambil uang korban, menahan atau tidak memberikan pemenuhan kebutuhan finansial korban, mengendalikan dan mengawasi pengeluaran uang sampai sekecil-kecilnya, semuanya dengan maksud untuk dapat mengendalikan tindakan korban.

     SPIRITUAL
Merendahkan keyakinan dan kepercayaan korban, memaksa korban untuk meyakini hal-hal yang tidak diyakininya, memaksa korban mempraktekkan ritual dan keyakinan tertentu.

B.    Penggolongan Besar
Semua bentuk kekerasan, siapapun pelaku dan korbannya, dapat dikelompokkan dalam penggolongan besar:
·        Kekerasan dalam area domestik/hubungan intim personal.
·        Kekerasan dalam area publik.
·        Kekerasan yang dilakukan oleh/dalam lingkup negara.

C.    Pelaku dalam Area Domestik
·        Suami
·        Pasangan hubungan intim lain (pacar, tunangan, bekas suami, dll)
·        Anggota keluarga (ayah, kakak/adik laki-laki, saudara laki-laki, sepupu, paman, dsb).
·        Kenalan/teman.
·        Teman kerja.
·        Orang asing/saling tidak kenal.

Artinya, siapapun bisa saja menjadi pelaku kekerasan.

D.    Pelaku dalam Area Publik
Orang dengan posisi otoritas:
·        Atasan kerja / majikan.
·        Guru / dosen / pengajar.
·        Pemberi jasa tertentu (konselor, dokter, pekerja sosial, dll)
Pelaku dapat terdiri dari satu orang individu, dapat pula lebih dari satu (kelompok).

E.     Pelaku dalam Area Negara
Negara dan / atau wakilnya:
·        Polisi / anggota militer.

·        Pejabat (individu dalam kedudukan sebagai pejabat)
Dampak Psikologis pada Korban:
·        Terjadinya perasaan rendah diri, depresi, perasaan terisolasi, gangguan dalam menjalani sosial dengan orang lain.
·        Ketakutan untuk meninggalkan hubungan, menghadapi kehidupan baru, menjalin hubungan baru.

****

Jumat, 25 Desember 2009

andai aku jadi guru

Nama Lengkap : Yulia Enita
Kelas                           : VIII B
Asal Sekolah                : SMP Negeri 3 Kebumen
                                      Jln. Letjend. S. Parman No. 3 Kebumen 54311
                                      Telp. 0287 (3811400
 

CITA-CITAKU

            Sudah sejak lama, aku bercita-cita menjadi seorang guru. Aku tak tahu mengapa aku tertarik ke dalam dunia itu. Yang jelas, hati nuraniku terketuk untuk terjun dan menekuni dunia itu.  Aku berandai-andai, jika aku menjadi seorang guru, aku akan melakukan yang terbaik yang bisa kulakukan untuk mencerdaskan bangsa ini supaya kelak menjadi bangsa yang lebih maju di kemudia hari.
            Jika boleh memilih, aku ingin ditempatkan di daerah-daerah terpencil, seperti Kalimantan dan Papua.Sebab, aku ingin memberikan semua ilmuku pada mereka yang sebagian besar tidak menempuh pendidikan dasar itu. Aku ingin, kelak mereka menjadi insan berguna yang mampu menjunjung tinggi martabat dan derajatnya, sehingga dapat terlepas dari belenggu kebodohan yang selama ini menyiksanya.  Biarlah aku bersusah payah mendidik mereka, sebab aku makin tidak tega melihat nasib bangsa ini yang terobang-ambing diterpa gelombang ketidakpastian ini.
            Aku ingin menjadi guru yang penuh kasih sayang terhadap murid-muridku.  Itu semua kulakukan karena aku peduli terhadap mereka. Aku ingin semua siswa didikku menjadi anak pandai.  Aku akan dengan sepenuh hati membimbing dan mendidiknya.
            Aku juga ingin menjadi guru teladan bagi murid- muridku. Aku ingin mereka senantiasa berperilaku baik kapan dan dimanapun.  Juga, mengamalkan yang telah mereka pelajari di sekolah.
            Terakhir, harapanku, jika aku menjadi seorang guru adalah mampu mencerdaskan murid-muridku dan mampu membebaskan mereka dari kebodohan yang selama ini membelenggu mereka. Aku ingin mereka menjadi insan yang berguna bagi agama, nusa, bangsa, dan untuk negerinya, INDONESIA.

oooOooo

Nama Lengkap : Lina Safitri
Kelas                           : IX E
Asal Sekolah                : SMP Negeri 3 Kebumen
                                      Jln. Letjend. S. Parman No. 3 Kebumen 54311
                                      Telp. 0287 (3811400
 

GURU TERBAIK

Setiap hari seorang guru berangkat pagi untuk berbagi dengan siswa. Kesabaran dan dedikasinya sangat tinggi.  Walaupun kadang ada beberapa siswanya yang berbuat gaduh, bandel, dan usil.  Sedikit demi sedikit ilmu yang berikan, sangatlah berguna untuk bekal kami di kemudian hari.

Andai aku jadi guru, ingin rasanya kuikutijalan guru yang mendidikku.  Kuingin agar bangsa Indonesia bangkit dari keterpurukan dan kebodohan. Seorang guru tidak harus keras, serius, dan disiplin kaku.  Kekerasan, keseriusan, dan kedisiplinan itu dapat diselingi dengan canda – tawa, agar anak yang kita didik tidak tegang-tegang gitu. Ya... walaupun keseriusan itu penting dalam kegiatan belajar mengajar.

Seorang guru yang cara belajar-mengajarnya diselingi dengan canda tawa, akan membuat anak didiknya lebih tenang dan santai.  Andai aku jadi guru, akan kucoba cara mengajar yang diselingi canda dan tawa.  Kerileksasian anak didik sangatlah penting untuk menjaga kestabilan kerja otak kanan dan kiri.
oooo000oooo


Nama Lengkap : Januaristie Rossan Vilayanti
Kelas                           : IX A
Asal Sekolah                : SMP Negeri 3 Kebumen
                                      Jln. Letjend. S. Parman No. 3 Kebumen 54311
                                      Telp. 0287 (381140) 

GURUKU TERSAYANG

Guru adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Jasa guru mendidik semua anak bangsa, tak dapat dibalas dengan materi ataupun sejenisnya.  Oleh karena itu, aku pernah berandai-andai dan berkhayal untuk menjadi seorang guru. Guru TK, adalah cita-citaku di masa depan.  Karena menurutku, guru yang paling mulia adalah guru TK.  Guru TK mendidik dan mengajari muridnya yang rata-rata balita itu agar berlaku sopan, beribadah, harmat pada oarang tua, sayang pada sesama, dan banyak kebaikan yang lain.

Guru TK juga guru yang paling repot.  Karena pada usia balita itu, anak-anak / murid itu belum pandai mengendalikan diri. Sering menangis di kelas, berkelahi dengan sesama teman, berteriak manggil-manggil ibunya, dan seterusnya.  Lagi-lagi, guru yang mengurusnya.  Guru yang melerainya. Guru TK harus memiliki kesabaran yang tingginuntuk kembali mendidik anak-anak bangsa.

Sekarang . . .  ,  aku  telah duduk di kelas IX SMP.  Dan saat inilah, aku mulai berlatih untuk bersabar, agar kelak dapat menjadi guru TK itu. Aku ingat betul, di mana saat itu, guruku selalu setia mengajariku, menuntunku, dengan penuh setia mengajariku berbagai macam hal.  Sampai kapanpun, engkau tak kan kulupakan. 

Guruku . . .  engkaulah sosok yang paling kusayangi setelah ibu – bapakku. Semoga, kelak, aku dapat sepertimu.  Kini . . .   terimalah ucapan terima kasihku.  Yang tulusssssssss . . . .  Karenamulah, aku mampu seperti sekarang ini. . . . .


oooOooo

Nama Lengkap : Dhia Amalina Hanifa
Kelas                           : VII A
Asal Sekolah                : SMP Negeri 3 Kebumen
                                      Jln. Letjend. S. Parman No. 3 Kebumen 54311
                                      Telp. 0287 (381140)
 

PAHLAWAN TANPA TANGA JASA

Siswa adalah seatu harapan. Karena dialah generasi penerus bangsa. Siswa seperti lempengan baja yang perlu ditempa untuk menjadi sebuah pedang yang sempurna. Dan penempa itu adalah seorang guru yang memberikan ilmu pada murid-muridnya. Ya, agar sang murid menjadi sebuah pedang yang kokoh dan lebih berharga dari sebelumnya. Untuk melengkapi kekokohan dan keindahan pedang itu, dibutuhkan pula seorang pengasah yang terasah pula kemampuannya untuk menajamkan sebuah pedang. Pengasah itu adalah seorang guru yang bukan saja menempa muridnya agar menjadi seorang yang kuat, namun juga menajamkan kemampuan seorang murid tersebut.
Untuk mendapatkan sebuah pedang yang bermutu tinggi, dibutuhkan pula seorang yang handal. Oleh karena itu, untuk mendapatkan siswa yang bermutu tinggi, kemampuan seorang gurupun juga perlu ditingkatkan. Jadikanlah mata pelajaran yang dibawakan menjadi sebuah mata pelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Pertama-tama guru harus mengerti hal-hal yang diminati murid-muridnya. Usahakan pula sedekat mungkin dengan murid-muridnya agar dapat berbaur dan mengerti apa keinginan siswa serta cara yang tepat dalam pemberian materi. Dari kepengertian itu, guru dapat mengatur trik dan cara pemberian materi yang tidak membosankan. Untuk menghilangkan suasana yang tegang dan membuat siswa cepat jenuh, berikanlah sedikit candaan. Adan pada saat itu, guru dapat menyisipkan materi dalam olahan suatu candaan. Pembelajaran menggunakan alat peraga ataupun belajar di luar ruangan  mungkin dapat dipraktekkan untuk mencegah kejenuhan. Guru juga dapat memberikan petuah kepada siswa-siswanya mengenai hal-hal yang baik karena guru adalah orang tua siswa di sekolah .

oooOooo
Nama Lengkap : Lilis Setyawati
Kelas                           : IX G
Asal Sekolah                : SMP Negeri 3 Kebumen
                                      Jln. Letjend. S. Parman No. 3 Kebumen 54311
                                      Telp. 0287 (381140)
 

Cita-cita Ku ......?

Andai aku menjadi seorang guru, aku akan menjadi yang terbaik untuk semua anak didikku. Karena dari hatiku yang terdalam cita-citaku ingin menjadi guru. Aku ingin sekali menjadi guru Bahasa Indonesia. Aku ingin menjadi seorang guru karena bekerja menjadi guru adalah pekerjaan yang sangat mulia. Senang rasanya menjadi seorang guru yang akanselalu bertemu dengan anak-anak disaat suka maupun duka. Di saat kita sedih, ada mereka yang bisa menghibur kita.
Seandainya aku menjadi seorang guru, aku akan didik siswaku dengan sepenuh hati. Dan aku akan tekankan kepada mereka bahwa “Guru tidak lebih pintar dari muridnya” . aku salut mempunyai 43 guru yang ada di sekolahku SMP Negeri  Kebumen, karena aku banyak  belajar dari mereka. Dari mereka mengajar sampai mereka memberikan sport untuk muridnya  agar para muridnya mendapatkan nilai yang terbaik. Aku ingin menjadi guru seperti  mereka bahkan lebih baik dari mereka.
Seperti yang aku katakan tadi, seandainya aku sudah lulus SMA aku akan kuliah dan mengambil jurusan pendidikan bahasa Indonesia. Aku ingin sekali menjadi guru bahasa Indonesia. Maka dari itu, aku banyak belajar menjadi guru-guru bahasa Indonesiaku . andai aku menjadi guru, aku akan selalu memperhatikan anak didikku. Aku ingin selalu menjadi yang terbaik dengan memperhatikan siswaku. Aku akan memberikan cara-cara yang terbaik untuk mereka, bagaimana mereka senang dengan pelajaranku, dan agar mereka tidak bosan. Memang untuk menjadi guru yang baik tidak mudah, tapi aku akan selalu berusaha dan belajar terus.
Aku yakin kelak aku harus punya strategi belajar dan mendidik siswa dengan baik . kelak juga harus semangat dalam belajar. Aku harus  selalu percaya diri, dan selalu semangat, semangat dan semangat! Itulah seandainya aku menjadi guru. Aku juga berterima kasih kepada guru-guruku karena mereka sudah mendidikku dan menjadi inspirasi bagiku.

oooOooo

Nama Lengkap : M. Alvin Rivandi Putra
Kelas                           : VIII A
Asal Sekolah                : SMP Negeri 3 Kebumen
                                      Jln. Letjend. S. Parman No. 3 Kebumen 54311
                                      Telp. 0287 (381140)
 


Andai Aku Menjadi Guru
Di dunia ini tidak ada guru yang sempurna. Ada guru yang disukai  oleh muridnya karena kelebihannya membawakan pelajaran, ada juga yang tidak disukai karena guru itu terkenal galak atau bahasa kerennya “Killer” dan masih banyak lagi.
Di sekolahku ada 43 guru dengan watak dan cara membawakan pelajaran yang berbeda-beda. Dan di situ pula ada yang dibenci dan ada yang sangat disukai.
Aku disini untuk menjadi guru yang ke 44 untuk murid-muridku. Aku mencoba untuk menjadi guru yang dianggap sempurna di mata mereka.
Pertama agar terlihat menarik aku harus berpakaian yang rapi agar saat membawakan pelajaran tidak terasa membosankan bukannya saya mau tebar pesona, yang biasa dibawakan oleh  artis tapi demi kenyamanan belajar mengajar. Kedua harus mentaati peraturan sekolah, contohnya : sebisa mungkin  saya tidak terlambat datang karena tertutup oleh pagar dan jijaga oleh 2 satpam yang tinggi besar dan sebisa mungkin tidak terlambat masuk kelas agar tidak disamakan oleh “Tikus Koruptor” yang saya maksud disini bukan koruptor yang biasa memakan uang rakyat tapi ini merupakan tikus-tikus kecil yang korupsi waktu mengajar sudah mengurangi jam mengajar  masih juga digaji. Ketiga aku akan selalu menasehati dan membimbing ke jalan yang lurus dan selalu mencoba menerima masukkan/kritik dari siapapun terkadang sebagian guru hanya mau menerima pujian bila dikritik banyak dalihnya.. tapi terkadang siswa yang menggunakan hak berpendapat bisa di panggil ke ruang BK untuk diskorsing atau di DO dengan tuduhan merendahkan martabat guru bukannya kiat berpendapat itu dilindungi oleh UUD tentang kebebasab berpendapat. Tapi kenapa masih banyak yang menentang, apa Undang-Undang kurang kuat atau kurang tegas penerapannya itu masih manjadi tanda tanya besar dibenakku.
Tapi aku sadar manusia tidaklah sempurna kadang-kadang merasa sempurna dan kadang-kadang punya banyak cela, disini saya hanya menuliskan seperti apa guru impian semua anak Indonesia semoga tulisan saya bermanfaat tentunya bila tulsan ini berarti saya akan merasa senang dan manjadi awal keberhasillanku.

oooOooo

Rabu, 23 Desember 2009

pengayaan Materi UN

Sejak Senin, 21 Des. 09 hingga Kamis, 24 Desember 2009, SMP N. 3 Kebumen yang telah menyandang predikat RSBI menyelenggarakan Tes Uji Coba(TUC) Materi UN tahap II. TUC meliputi 4 (?) mata pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA (Biologi dan Fisika). TUC dimulai sejak pukul 07.30 s.d. 09.30.  Setelah itu, dimulai pukul 10.00 hingga 12.00 dilanjutkan dengan pembahasan materi TUC oleh guru mata pelajaran masing-masing.

"Usaha itu ditempuh guna meningkatkan nilai para peserta didik ", demikian ujar Soepono, S.Pd. yang dalam hal ini berperan sebagai Ketua Tim Sukses UN SMP N 3 Kebumen Tahun 2010. Pernyataan itu juga dibenarkan oleh Wahyudi selaku Urusan Kurikulum. "Ya, kami tidak mau ambil resiko membiarkan para siswa kami diam tanpa usaha maksimal.  Soal hasilnya, ya ... Wallohu a'lam. Hanya Allah yang tahu. Yang terpenting kami telah berusaha secara maksimal."

"Peserta didik maupun gurunya, ternyata mengikuti prosesi itu dengan sungguh. Indikasinya, semua siswa  masuk. Pun dengan guru/pengawasnya." sambung Wahyudi.

Yaaa ..... mari kita tunggu saja hasil UN SMP N 3 Kebumen. Moga mendapatkan hasil yang maksimal. Amiin. Insya Allah.

guru dan bahaya narkoba

GURU DAN BAHAYA NARKOBA

            Masalah penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan berbahaya (Narkoba) di Indonesia mulai populer dan banyak diperbincangkan orang sejak 1969.  Semakin populer lagi, sejak diundangkan seperti pada Undang Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan Undang Undang No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.
            Kekhawatiran penyalahgunaan narkoba  bagi bangsa Indonesia ini, semakin memprihatinkan bagi dunia pendidikan, khususnya bagi para pelajar dan mahasiswa.  Karena menurut catatan, 80% pengguna narkoba adalah kaum remaja dan usia produktif.  Lebih celaka lagi, hal itu justru telah merambah ke dunia pendidikan yang bernama SEKOLAH!
            Darimana narkoba bisa muncul? MEROKOK!
            Mengapa orang suka merokok?  Banyak sebab dan alasannya.  Ada yang menyatakan karena factor psikologis, misalnya: untuk kesenangan, agar perasaan menjadi lebih rileks, dan membantu mengurangi ketegangan sayaraf.
            Ada juga yang merokok karena menyukai aroma – wanginya bau tembakau itu.  Sangat sedikit orang yang merokok karena alas an kesenangan untuk membakar (piromania).
            Akan tetapi, banyak juga yang menganggap bahwa merokok itu tabu.  Argumentasinya? Ia yakin, bahwa merokok akan menimbulkan bencana!  Pun dengan penulis, yakin, bahwa kebanyakan orang, jika sekali saja merokok, akan menjadi suatu “kebiasaan yang tidak dapat diubah lagi!”
            Tobacco tar, disamping nicotine yang terdapat pada tembakau, masih banyak terdapat lagi zat-zat kimia yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia.  Zat-zat yang dimaksud misalnya: carbonmonoxide, ammonia, asam organic, keton, dan aldehile. Zat benzynpyrin atau tobacco tar, diduga kuat sebagai penyebab timbulnya kanker. Menurut penelitian, sebelas (11) kali lebih banyak orang yang merokok terkena kanker daripada orang yang tidak merokok.
            Mengapa penulis mengindikasikan bahwa narkoba muncul di sekolah dari merokok? Ya, karena sepanjang yang penulis cermati, hal yang paling dekat dengan pelajar untuk sampai kepada narkoba adalah ROKOK!
            Dari rokok, pelajar akan mengenal ganja, cimeng, mariyuana, grass, dan hashis.  Penulis khawatir, para penghisap rokok yang pelajar itu, akan coba-coba menghisapnya! Masya Allah!!!!!!
            Sering penulis mengelus dada – prihatin, bahwa di Kebumen Beriman ini, sangat sering melihat pelajar, bahkan masih mengenakan seragam sekolahnya, dengan asyik dan nikmatnya, menghisap rokok di tempat-tempat umum.  Bukan hanya pelajar SLTP dan SLTA, bahkan pelajar di tingkat dasar pun sering penulis lihat.
            Lalu, bagaimana dengan peran guru agar para pelajar terhindar dari “obat-obat dari neraka” itu? Mudah saja: BERI CONTOH : TIDAK MEROKOK DI SEKOLAH atau TIDAK MEROKOK SAMA SEKALI!!!
            Bukankah guru itu adalah sosok yang pantas untuk “digugu – ditiru?” Bukankah kita – para guru itu telah sangat paham apa yang ada pada diri “anak-anak kita”? RASA INGIN TAHU, GAGASAN, KEHENDAK, KECERDASAN, EMOSIONAL, HARAPAN, KREATIFITAS BERPIKIR, IMAJINASI, PENGALAMAN, DAN PENGETAHUAN yang masih sangat-sangat sensitive pada apa yang paling dekat dengan dirinya.  Kita – para guru, adalah sosok yang paling dekat dengan anak-anak itu setelah kedua orang tuanya di rumah.
            Mohon maaf, kalaupun kita – para guru itu masih sulit untuk menjadi sosok yang pantas “digugu – ditiru”, setidaknya tahu ada aturan hukum berkait dengan Rokok dan Kesehatan yang HARUS KITA JUNJUNG TINGGI!!!
            Cobalah – marilah kita cermati aturan yang penulis maksud itu:
  1. Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 1989 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan Pasal 24, “Pimpinan atau penanggungjawab tempat umum dan tempat kerja harus mengupayakan terbentuknya kawasan bebas rokok.”
  2. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan Pasal 22, “Tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja, dan tempat yang secara spesifik sebagai tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah, dan angkutan umum dinyatakan sebagai kawasan tanpa rokok.”
Nah, jika bukan kita – para guru - aparat Negara yang akan mengamankan aturan pemerintah itu, SIAPA LAGI? (Gunungsari – Pejagoan, 14 Juli 2008)
        























Selasa, 22 Desember 2009

Pemetaan Guru Tersertifikasi di Kabupaten Kebumen

Menindaklanjuti Surat dari Forum Ilmiah Guru (FIG) Kabupaten Kebumen, nomor 005/06/09 tanggal 16 Desember 2009 yang ditandatangani oleh Ketua FIG, Dwi Yuningsih ,S.Pd. dan diketahui Kepala Dinas Dikpora Kab. Kebumen, pada Selasa, 22 Desember 2009 dimulai pukul 08.00 diselenggarakan 'Uji Kompetensi" bagi guru yang telah tersertifikasi. Peserta uji kompetensi terdiri dari 50 orang guru : 10 orang guru SD, 4 orang guru bahasa Indonesia SMP, 4 orang guru bahasa Inggris, 4 orang guru matematika SMP, 3 orang guru IPA SMP, 5 orang guru bahasa Indonesia SMA, 5 orang guru bahasa Inggris SMA, 5 orang guru matematika SMA, 3 orang guru bahasa Indonesia SMK, 3 orang guru bahasa Inggris SMK, dan 4 orang guru matematika SMK. Uji kompetensi meliputi bahasa Inggris umum, TIK, KTI, dan kompetensi mata pelajaran.  

Menurut salah seorang panitia dari unsur FIG Prov, yang juga seorang guru di SMP Pembangunan-Semarang (Siswanto, S.Pd.) dan Martiono, S.Pd., Pengurus FIG Kab. Kebumen yang juga Ketua Agupena kab. Kebumen, kegiatan ini merupakan salah satu usaha LPMP Prov. Jawa Tengah melalui FIG untuk lebih menigkatkan profesionalisme para guru yang telah tersertifikasi. Beliau berharap, ke depan, kegiatan semacam itu akan dapat lebih baik.

Kegiatan berakhir pukul 12.30 dengan disosialisaikannya permenpan tahun 2009 tentang angka kredit bagi guru oleh Dra. Hendriyati dari SMP N 7 Kebumen.

Senin, 21 Desember 2009

guru dan narkoba

Guru dan Narkoba
opini: Wahyudi

            Orangtua. Merekalah unsur terpenting dalam mendidik anak. Kita - guru,  sebagai orangtua di sekolah, seharusnya bisa menjaga anak didik kita dari bahaya narkotika.
Sebetulnya apa sih narkotika itu? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, narkotika atau yang lebih beken dengan istilah ‘drug’ adalah obat untuk menenangkan syaraf, menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa mengantuk atau merangsang. Sebenarnya narkotika itu obat yang ‘baik’. Tetapi, jika disalahgunakan, tentu saja itu akan menjadi makhluk jahat berbahaya yang perlu dibasmi.     
            Saat ini sering kita mendengar atau menyaksikan banyak pelajar yang terbelenggu narkotika. Bahkan banyak di antara mereka yang sakau dan over dosis hingga akhirnya mati sia-sia.
Mengapa bisa terjadi seperti itu? Memang apa yang menyebabkan anak-anak didik kita menjadi liar seperti itu? Mengapa kita sebagai orangtua mereka di sekolah sampai tidak tahu apa saja yang mereka lakukan di luar sekolah? Itulah keterbatasan kita.
Kadang kita tidak peduli dengan apa yang anak-anak didik kita lakukan jika sudah ada di luar jam belajar. Nah, mulai saat ini kita harus peduli! Dari sinilah peran kita sebagai orangtua kedua untuk menyaring input negatif yang tanpa kita sadari semakin mencemari anak-anak didik kita tercinta.
Langkah pertama yang paling tepat dan bijaksana untuk menyaring input negative tersebut adalah menjadi contoh yang baik. Become a good model. Perlihatkan pada anak didik kita bahwa kita sebagai guru mereka dapat menjadi teladan yang baik. Sadarkan mereka tentang bahaya narkotika melalui cara asyik dan menyenangkan.
Sampaikan pada peserta didik bahwa narkotika dapat merusak fungsi organ tubuh terutama otak atau susunan pusat syaraf. Ajarkan pada mereka untuk mencintai dan mempercayai diri sendiri. Karena tanpa narkotika, KITA PASTI BISA!
Memang, terkadang ada anggapan, gaul ga ngedrug? Mana asyik?! Anggapan bahwa kalau mau keren, ngerokok, donk! Bukan! Anggapan itu salah! Narkotika bukan merupakan aspek utama dalam pergaulan. Justru narkotika akan sangat mengganggu pergaulan, karena penggunaan narkotika dapat mengurangi kelancaran bicara dan apabila sudah terjadi kerusakan, akan sangat sulit dipulihkan. Tentunya mereka tidak mau kehilangan banyak teman, bukan? Jika mereka semua menyayangi dirinya sendiri, tentu tidak akan berani menggunakan narkotika dan merusak diri, bukan?
Langkah kedua adalah dapat menjadi ‘teman’ untuk anak didik kita. Kenalilah mereka. Jadilah guru yang baik yang dapat dijadikan ‘teman curhat’ oleh anak. Hindari sikap keras dan diktator, serta sikap sok pintar dalam mengajar. Jika kita tidak mau menjadi guru dan teman yang baik, tentunya anak didik kita tidak akan menyayangi dan segan kepada kita. Bahkan mungkin mereka akan membangkang dan jadi pemberontak. Kenalilah anak didik kita melalui pendekatan-pendekatan tertentu. Tidak pada waktu-waktu yang khusus, tetapi bisa juga  di dalam kegiatan belajar mengajar.
Menjadi guru yang aktif dan inovatif juga akan mendekatkan kita kepada anak didik kita. Buat mereka nyaman dan tidak jenuh dalam mengikuti pelajaran. Lima atau sepuluh menit, sisipkan sedikit pengertian narkotika dan bahaya penggunaannya. Beri tahu mereka juga akibat buruk apa saja yang akan mereka terima jika menggunakan ramuan khusus dari neraka itu! Bukan bermaksud menakuti, tetapi dalam wujud tindak preventif penyalahgunaan narkotika oleh anak didik kita.
Langkah ketiga ini berkaitan erat dengan langkah kedua. Sibukkan anak didik kita dalam kegiatan positif sekolah. Kegiatan positif di sini tidak hanya pelajaran tambahan, kegiatan yang banyak melibatkan otak, tetapi juga kegiatan fisik yang menyehatkan badan seperti kerja bakti dan olahraga bersama di hari tertentu. Tidak hanya siswa, guru-gurupun harus ikut terlibat dalam kegiatan ini. Selain bermanfaat bagi fisik, kegiatan ini juga dapat mengakrabkan hubungan antara guru dengan peserta didik.
Kadang kita juga perlu mengadakan Out Door Education atau pelajaran di luar sekolah. Tidak perlu jauh, jalan-jalan mengamati lingkungan dan segala perubahan di sekitar kita juga sudah cukup. Kegiatan ini dapat meningkatkan kepekaan sosial. Jangan lupa untuk selalu menyisipkan bahaya narkotika pada anak didik kita agar mereka selalu ingat akan bahaya narkotika dan tidak pernah berniat untuk mencicipi telur emas setan itu.
Selain mengenali pribadi mereka, kita sebagai guru juga perlu mengenali lingkungan mereka dan teman pergaulan mereka. Jangan sampai kita lengah dan kecolongan tiba-tiba kita tahu anak didik kita kecanduan narkotika. Jika sampai terjadi, yang rugi bukan cuma anak yang. Kita – guru,  juga ikut merasakan getirnya. Kalau hal itu telanjur terjadi, yang harus kita lakukan bukan memakinya atau bahkan mengeluarkan anak tersebut dari sekolah dengan alasan ‘gengsi’ sekolah. Hal itu tidak akan menyelesaikan masalah. Malah akan memperburuknya. Coba bayangkan, bisa saja anak itu more addicted oleh narkotika.
Bicara baik-baik, bicara dari hati ke hati. Siapa tahu kita juga ikut memahami masalah yang sedang dihadapi anak didik kita sehingga dia bisa sampai terbelenggu oleh jeratan narkotika, sekaligus sadarkan dia kalau perbuatannya keliru. Narkotika tidak akan menyelesaikan masalah. Justru akan memperpanjangnya. Jangan sampai membuang lebih dari 10% waktu dalam masalah dan 90% dalam pemecahannya. Kerjasama dengan guru bimbingan konseling dan pusat rehabilitasi anak untuk menanganinya. Biasanya anak yang masuk pusat rehabilitasi akan merasa ‘terbuang’ dari lingkungannya. TIDAK! Jelaskan bahwa kita hanya ingin membuatnya ‘kembali’.
Selain cara-cara di atas, cara yang paling penting dan utama dalam membentengi diri dari pengaruh narkotika adalah mempererat diri kepada Allah. Ajarkan selalu pada anak didik kita untuk selalu mendekatkan diri pada Allah. Karena jika kita mengikuti ajaran Allah, tentu hal-hal jahat seperti narkotika tidak akan pernah membius dan meracuni kehidupan kita dan menorehkan tinta hitam ke dalam hari-hari dan masa depan kita yang cerah.****
     (Gunungsari - Pejagoan, 14 Juli 2008)

Kamis, 17 Desember 2009

BEBERAPA ISTILAH BAHASA
1.     Sinonim (i)
Yaitu dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.
Contoh:
(a)   Yang sama
sudah dengan telah
sebab dengan karena
amat dengan sangat
jika – bila - kalau - apabila
(b)   Yang hampir sama
untuk – bagi – buat - guna
cinta – kasih – sayang
melihat – mengerling – menatap – menengok
baik – bagus – indah – permai – molek – cantik
Catatan:
Boleh dikatakan, jarang ada kata-kata yang bersinonim mutlak, yang maknanya 100% sama.  Meskipun kecil, tentu ada bedanya.  Demikianlah salah satu prinsip umum semantik (Prinsip yang dimaksud menyatakan bahwa jika bentuk berbeda, maka maknanyapun berbeda, meskipun hanya sedikit).  Perbedaan makna tersebut dapat dilihat dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

(a)   Makna dasar dan makna tambahannya.
Contoh:
mengerling – menatap - menengok
      (memiliki makna dasar melihat)
      mengerling  : dengan mata bergerak ke kiri / ke kanan (Siti mengerling ke arah Sita)
menatap                 : dekat – dekat dengan teliti / seksama (Sunu menatap Sani)
menengok               : dengan maksud hendak menjenguk seseorang (Monik akan menengok Yuniar di
                                Rumah Sakit)
(b)   Nilai rasanya (makna emotifnya)
      Contoh:
      bangkai – mayat - jenazah
      tewas – mati – meninggal – gugur – wafat
      buruh – pekerja – karyawan
      bunting – hamil – mengandung
(c)    Kelaziman pemakaiannya (kolokasinya)
     
Contoh:
                        Lazim                                                  Tidak Lazim
      besar          jalan besar                                            jalan agung
                  hari besar                                             hari raksasa
                  rumah besar                                          rumah raya
raya            jalan raya                                              jalan agung
                  kaya raya                                             kaya besar
bulan purnama raya                               bulan purnama besar
       agung       tamu agung                                            tamu raya
                        jaksa agung                                          jaksa besar
                        mahkamah agung                                  mahkamah raksasa
      raksasa       rapat raksasa                                        rapat raya
                        tank raksasa                                         tank agung
(d) Distribusinya
      Contoh sinonim : untuk – buat – bagi – guna
      d.1  distribusinya sama (dapat saling menggantikan)
 Misalnya dalam:       Hal itu berguna (untuk-buat-bagi) petani.
      d.2  distribusinya tidak sama (tidak dapat saling menggantikan)
             Misalnya dalam: Ibu membeli buku untuk Yulianti.
             (Kata untuk tidak dapat digantikan dengan bagi, guna).
2.     Antonim (i)
   Yakni kata – kata yang berlawanan artinya. Di dalam kalimat, atau dalam ungkapan, kata – kata itu     
    tidak memiliki antonim yang mutlak, tidak sepeti pada kata – kata lepas.
    Contoh: besar X kecil
                   ibu X bapak
                   panjang X pendek
a.      Berlawanan kembar (terbatas pada dua unsur saja)
   Contoh : pria X wanita             tidak ada banci, binan, wadan, lesbian.
                   jantan X betina
                   pemuda X pemudi
b.      Berlawanan bertingkat (antara dua kata yang berlawanan masih terdapat tingkatan – tingkatan)
   Contoh : besar X kecil
                         berat X ringan
                         tinggi X rendah
         Pada umumnya yang tergolong kta – kata berlawanan bertingkat, berupa kata sifat.
c.       Berlawanan kebalikan (terdapat hibungan timbal balik atau arah yang berlawanan).
   Contoh : guru X murid
                   ibu X bapak
                   belajar X mengajar
Catatan :
        Antara besar dengan kecil, terdapat tingkatan – tingkatan : paling besar – lebih besar – sangat   besar – besar – kecil – sangat kecil – lebih kecil – paling kecil.
3.      Homonim (i)
           Homonim yakni dua kata atau lebih yang sama bentuknya, tetapi berbeda artinya. Atau dua kata yang   dilafalkan sama, ditulis dengan ejaan yang sama, tetapi artinya berbeda.
      Contoh : lurah        : a. lembah
                                      b. kepala kelurahan
                tanggal    : a. kalender
                                b. lepas
          bisa        : a. racun
                          b. dapat
4.   Homofon
       Yaitu kata – kata yang lafalnya sama, tapi ejaan dan maknanya berbeda.
        Contoh : a.  tang : alat untuk menjepit atau mencabut
                             tank             : mobil berlapis baja yang dilengkapi dengan senjata
                        b. sanksi           : tindakan hukuman
                            sangsi           : ragu, bimbang
                         c. massa          : sekumpulan orang yang tidak jelas identitasnya
                            masa            : waktu, saat, tempo
5.      Homograf
       Yakni kata – kata yang ejaannya sama, tetapi makna dan lafalnya berbeda.
        Contoh : teras      : a. depan rumah
                                      b. penting atau tinggi
                        mental  : a. moral
                                      b. terpelanting
Perhatikan tabel berikut ini!
Istilah
Ejaan
Lafal
Arti
Contoh
Homonim
Sama
Sama
beda
lurah I – lurah II
Homofon
Beda
Sama
beda
tang – tank
Homograf
Sama
Beda
beda
mental I – mental II

6.      Polisemi
       Yaitu sebuah kata yang mengalami pergeseran arti menjadi bermacam – macam sesuai dengan   lingkungannya. Atau sebuah kata yang memiliki banyak arti.
         Contoh :     kepala :  a. bagian tubuh dari leher ke atas
                                           b. akal budi (badan besar tapi kepalanya .......)
                                           c. jiwa atau orang (setiap kepala mendapat bagian)
                                           d. pemimpin / ketua (Kepala Sekolah, Kepala Kantor, Kepala Stasiun)
                  bagan  :                       makna 1
                                                     makna 2
                                                     makna 3
                                                     makna 4     

7.     Hiponim (i)
Yaitu nama yang termasuk di bawah nama lain. Atau ungkapan yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna atau suatu ungkapan lain.
Contoh : tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab nama tongkol berada atau termasuk dalam   
                makna kata ikan.
Catatan :
Tongkol merupakan nama ikan, tetapi ikan bukan hanya tongkol, melainkan ada pari, hiu, bandeng, lele, arwana, lohan, dan sebagainya.

Sumber :
      Chaer, Abdul.  1990.  Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
      Masnur, Muslich, dkk. 1990. Paket Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia I. Malang: IKIP Malang.

ooo0ooo