BEBERAPA ISTILAH BAHASA
1. Sinonim (i)
Yaitu dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.
Contoh:
(a) Yang sama
sudah dengan telah
sebab dengan karena
amat dengan sangat
jika – bila - kalau - apabila
(b) Yang hampir sama
untuk – bagi – buat - guna
cinta – kasih – sayang
melihat – mengerling – menatap – menengok
baik – bagus – indah – permai – molek – cantik
Catatan:
Boleh dikatakan, jarang ada kata-kata yang bersinonim mutlak, yang maknanya 100% sama. Meskipun kecil, tentu ada bedanya. Demikianlah salah satu prinsip umum semantik (Prinsip yang dimaksud menyatakan bahwa jika bentuk berbeda, maka maknanyapun berbeda, meskipun hanya sedikit). Perbedaan makna tersebut dapat dilihat dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(a) Makna dasar dan makna tambahannya.
Contoh:
mengerling – menatap - menengok
(memiliki makna dasar melihat)
mengerling : dengan mata bergerak ke kiri / ke kanan (Siti mengerling ke arah Sita)
menatap : dekat – dekat dengan teliti / seksama (Sunu menatap Sani)
menengok : dengan maksud hendak menjenguk seseorang (Monik akan menengok Yuniar di
Rumah Sakit)
(b) Nilai rasanya (makna emotifnya)
Contoh:
bangkai – mayat - jenazah
tewas – mati – meninggal – gugur – wafat
buruh – pekerja – karyawan
bunting – hamil – mengandung
(c) Kelaziman pemakaiannya (kolokasinya)
Contoh:
Lazim Tidak Lazim
besar jalan besar jalan agung
hari besar hari raksasa
rumah besar rumah raya
raya jalan raya jalan agung
kaya raya kaya besar
bulan purnama raya bulan purnama besar
agung tamu agung tamu raya
jaksa agung jaksa besar
mahkamah agung mahkamah raksasa
raksasa rapat raksasa rapat raya
tank raksasa tank agung
(d) Distribusinya
Contoh sinonim : untuk – buat – bagi – guna
d.1 distribusinya sama (dapat saling menggantikan)
Misalnya dalam: Hal itu berguna (untuk-buat-bagi) petani.
d.2 distribusinya tidak sama (tidak dapat saling menggantikan)
Misalnya dalam: Ibu membeli buku untuk Yulianti.
(Kata untuk tidak dapat digantikan dengan bagi, guna).
2. Antonim (i)
Yakni kata – kata yang berlawanan artinya. Di dalam kalimat, atau dalam ungkapan, kata – kata itu
tidak memiliki antonim yang mutlak, tidak sepeti pada kata – kata lepas.
Contoh: besar X kecil
ibu X bapak
panjang X pendek
a. Berlawanan kembar (terbatas pada dua unsur saja)
Contoh : pria X wanita tidak ada banci, binan, wadan, lesbian.
jantan X betina
pemuda X pemudi
b. Berlawanan bertingkat (antara dua kata yang berlawanan masih terdapat tingkatan – tingkatan)
Contoh : besar X kecil
berat X ringan
tinggi X rendah
Pada umumnya yang tergolong kta – kata berlawanan bertingkat, berupa kata sifat.
c. Berlawanan kebalikan (terdapat hibungan timbal balik atau arah yang berlawanan).
Contoh : guru X murid
ibu X bapak
belajar X mengajar
Catatan :
Antara besar dengan kecil, terdapat tingkatan – tingkatan : paling besar – lebih besar – sangat besar – besar – kecil – sangat kecil – lebih kecil – paling kecil.
3. Homonim (i)
Homonim yakni dua kata atau lebih yang sama bentuknya, tetapi berbeda artinya. Atau dua kata yang dilafalkan sama, ditulis dengan ejaan yang sama, tetapi artinya berbeda.
Contoh : lurah : a. lembah
b. kepala kelurahan
tanggal : a. kalender
b. lepas
bisa : a. racun
b. dapat
4. Homofon
Yaitu kata – kata yang lafalnya sama, tapi ejaan dan maknanya berbeda.
Contoh : a. tang : alat untuk menjepit atau mencabut
tank : mobil berlapis baja yang dilengkapi dengan senjata
b. sanksi : tindakan hukuman
sangsi : ragu, bimbang
c. massa : sekumpulan orang yang tidak jelas identitasnya
masa : waktu, saat, tempo
5. Homograf
Yakni kata – kata yang ejaannya sama, tetapi makna dan lafalnya berbeda.
Contoh : teras : a. depan rumah
b. penting atau tinggi
mental : a. moral
b. terpelanting
Perhatikan tabel berikut ini!
Istilah | Ejaan | Lafal | Arti | Contoh |
Homonim | Sama | Sama | beda | lurah I – lurah II |
Homofon | Beda | Sama | beda | tang – tank |
Homograf | Sama | Beda | beda | mental I – mental II |
6. Polisemi
Yaitu sebuah kata yang mengalami pergeseran arti menjadi bermacam – macam sesuai dengan lingkungannya. Atau sebuah kata yang memiliki banyak arti.
Contoh : kepala : a. bagian tubuh dari leher ke atas
b. akal budi (badan besar tapi kepalanya .......)
c. jiwa atau orang (setiap kepala mendapat bagian)
d. pemimpin / ketua (Kepala Sekolah, Kepala Kantor, Kepala Stasiun)
bagan : makna 1
makna 2
makna 3
makna 4
7. Hiponim (i)
Yaitu nama yang termasuk di bawah nama lain. Atau ungkapan yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna atau suatu ungkapan lain.
Contoh : tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab nama tongkol berada atau termasuk dalam
makna kata ikan.
Catatan :
Tongkol merupakan nama ikan, tetapi ikan bukan hanya tongkol, melainkan ada pari, hiu, bandeng, lele, arwana, lohan, dan sebagainya.
Sumber :
Chaer, Abdul. 1990. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Masnur, Muslich, dkk. 1990. Paket Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia I. Malang: IKIP Malang.
ooo0ooo